Senin, 05 Desember 2016

Murid dan Kepala sekolah Ngentot

Murid dan Kepala sekolah Ngentot
Murid dan Kepala sekolah Ngentot
Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Guru Olahraga yang bersetubuh dengan kepala sekolah dan beberapa muridnya yang cantik dan sedikit liar. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala SekolahCerita Dewasa Ngentot Murid dan Kepala Sekolah
Hey para maniak cerita sex bergambar, sebut saja namaku Rendy, umurku sekarang 28 tahun, tinggi badan 175 cm, dan berat badan 75 kg. Aku adalah seorang lelaki yang sudah beristri, dan bekerja sebagai sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa atau yang sring sisebut Pak guru.Aku bekerja disalah satu sekolah swasta Elit di Semarang. karakterku bisa dibilang orang yang cuke dan pendiam.
Kalau kata rekan-rekan guru dan para muridku aku terbilang guru laki-laki yang bisa dikatakan cukup ganteng dan bertubuh proposional. Maka dari itu tak jarang rekan-rekan guru wanita dan para siswi menggodaku, namun selama itu aku sikapi dengan santai dan cuek. Dalam pernikahanku yang sudah aku jalani selama 3 tahun ini, aku termasuk seorang suami yang tergolong dalam kategori suami yang setia.

Namun sampai pada suatu hari kesetiaanku ini di uji dengan bergantinya kepala sekolah di sekolahan tempatku mnegajar. Sungguh hidupku dan rumah tanggaku berubah 360 derajat, kacau sekali intinya. Pergantian kepala sekolahpun terjadi, perlu para pembaca ketahui, kepala sekolah yang baru ini adalah mantan pacarku semasa aku masih kuliah dulu. Tidak kusangka kami bisa bertemu kembali namun dengan keadaan yang telah berbeda.

Keadaan yang berbeda itu adalah keadaan kami kini sudah tidak lajang lagi, kami sama-sama sudah berkeluarga. Namun walaupun kami sudah berkeluarga, dalam hati kami sama-sama masih berharap untuk saling memiliki lagi. Rasa itu sebenarnya besar seklai,  namun saat itu aku masih memilih untuk setia kepada istriku dan menutup hati pada mantanku Linda yang sekaligus kepala sekolahku.

Sampai suatu hari, ada gosip yang tersebar disekolahanku, entah siapa yang menyebarkan gosip kalau Linda adalah mantan pacarku saat aku kuliah, iya sih memang benar tapikan itu masa lalu. Aku tidak menyangka ada orang yang menyebarkan gosip kalau kami berselingkuh, memang aku akui kai akrab dan sering bersama, namun hali itukan tidak berarti kalau kami selingkuh. Yang jelas aku sering bersama Linda karena perihal tugas, tidak lebih.

Jujur saja, sebenarnya aku keberatan sekali jika setiap ada undangan dinas Linda selalu meminta aku untuk mendampinginya, namun karena dia atasanku aku-pun tidak bisa menolak apalagi jam mengajar pagi hari saja. Waktu demi waktu pada akhirnya gosip itu-pun sampai ditelinga istriku, segala alasan tidak mampu meredakan api cemburu dan amarahnya hingga berujung pada pisah ranjang.

Itu satu-satunya jalan karena aku tidak mau menceraikanya dan berharap rasa rindu dan cinta akan kembali berbunga seiring dengan perpisahan jarak dan waktu. Tapi apa dikata, kesendirian dan kesepian membuatku berubah, ada yang berbisik di hatiku. Daripada tidak melakukan tetapi dihukum, mending melakukan saja toh kamu sudah menjalani hukuman ini?! Aku terbujuk dan aku terjerat.

Saat menghadiri rapat yayasan di sebuah hotel di Yogyakarta, aku dan Linda lagi-lagi yang kebagian jatah mewakili sekolah. Acaranya begitu padat karena rencananya mendadak berubah, rapat dipercepat sehingga otomatis membuat segalanya jadi menumpuk. Aku dan Linda memang sekamar tetapi rasa lelah menutup nafsu kami.

Tetapi tidak demikian pada hari ketiga, rencana rapat 3 hari dan berubah menjadi 2 hari membuat kami mempunyai sisa waktu 1 hari. 1hari bebas mengajar disekolah dan 1hari mendapat kamar hotel gratis. Linda sempat mengajak balik saja, tetapi aku memohon padanya untuk tetap tinggal sebagai waktu untuk aku refreshing. Linda yang perhatian dan mengerti aku langsung mengiyakan bahkan mau menemaniku.

Pagi-pagi kami menuju pantai parangtritis untuk melihat matahari terbit dan berharap deburan ombak mampu melarung beban yang ada di kepalaku. Entah siapa yang memulai, tanpa sadar kami bergandeng tangan dan berlari berkejaran bermain ombak. Aku mengejarnya dan menangkapnya dari belakang, ternyata dekapanku memeluk erat tubuhnya tepatnya memeluk kedua toketnya yang hanya terbungkus kaos tipis basah berwarna putih dan bikini Pink.

Kami terjatuh dan berguling diatas pasir dengan derai debur ombak yang mengguyur tubuh kami.

Mata kami saling memandang, ada rasa yang kembali berbunga diantara kami dan sebagai pria aku mengambil inisiatif untuk mengutarakan isi hati terlebih dahulu. Dan ternyata hati kami merasakan hal yang sama, Linda menjawab tanya dihatiku dengan sebuah kecupan hangat di pipi kiriku. Aku menyambutnya dengan pelukan dan bisikan memanja.

Kami berbincang tentang masa lalu saat masih berpacaran dan berniat mengulanginya. Bahkan dengan mengejutkan Linda sudah siap jika harus diceraikan suaminya dan memilih aku.
Pantai semakin rama oleh para wisatawan, demi keamanan aku mengajak Linda untuk kembali menuju hotel. Tetapi mendadak Linda menginginkan untuk mandi spa, aku menurut saja dan tidak buru-buru kembali ke kamar.

Kebetulan tempat spa-nya berada di hotel tempat kami menginap jadi lebih menyingkat waktu. Dengan alasan sedang berbulan madu, tanpa sepengetahuan Linda aku memesan private room sehingga hanya akan ada aku dan Linda saja. Show Time! Awalnya kami bersikap seperti apa layaknya bermandi spa, dengan tetap memakai pakaian (tipis) kami duduk bersebelahan dan kembali menyemai romansa masa lalu yang sempat terberai.

Kami semakin dekat, semakin hangat dan lagi-lagi kami terbuai oleh cinta. Kami berpelukan dengan bibir saling berpagutan, tangan saling meraba dan mengelus menjelajahi lekuk tubuh mencari bagian yang paling nikmat. Karena sama-sama sudah berkeluarga, maka otomatis kami mengerti kemana arah percumbuan ini.

Aku mengangkat tubuhnya agar duduk dipangkuanku, kami tetap berciuman dan mulai saling mengelus daerah kemaluan. Linda tampak sedikit terkejut dengan penis-ku yang walau berukuran dimensi seperti pada umumnya pria indonesia tetapi penis-ku cukup panjang 18 cm melengkung menerobos celana dalam dan celana boxer-ku. Apalagi saat pacaran dulu, Linda belum sempat mencicipi bagaimana nikmatnya Penisku,

“ Wah… punya kamu panjang banget ya Ren ”, Puji Linda.

“ Iya nih Lin, kalau dimasukin semakin dalam pasti akan semakin nikmat ”, Ujarku nakal.

Pelan-pelan tanganya mengelus Penis-ku dan melepaskan kain yang mengekangnya. Sementara tanganku langsung menyusup celah pahanya dan merasakan gundukan tembemnya. Rasa dag-dig-dug terasa memenuhi dadaku, seakan ini sebuah pengalaman pertama dan masih berpacaran. Tangan kiriku meraih tali bikininya dan menariknya hingga membuat kedua toketnya bebas menggantung di dadanya. Aku langsung melumat putingnya yang tepat di depan hidungku, aku remas toket kirinya dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memijit dan memainkan Vagina-nya,

“ Eghhh… Sssss… Ahhhh… huhhhh… Oughhh… ”, desah kami bersamaan.

Saat itu tanpa komando, tanpa sadar kami mendesah bergantian dan melepaskan semua kain yang menempel ditubuh kami. Aku sempat meminta Linda untuk mengoral penis-ku, tetapi dengan alasan jijik dia menolak mengulum dan dicium Vagina-nya. terpaksa aku menggunakan madu (untuk terapi) untuk melumuri dan melicinkan Penis-ku. Linda keluar dari kolam spa dan menghampiriku dengan lidah menjulur menggodaku.

Langsung saja aku mendorongnya ke dinding dan membuka kedua pahanya lebar-lebar. Pelan-pelan aku arahkan palkon dan menekan-nekan ke bibir vaginanya, sangat geli dan nikmat melebihi saat mengeksekusi istriku. dengan bantuan madu, Penis-ku menelusup mulus menyusuri dinding vaginanya. Licin dan sedikit lengket, menarik sedikit kulit dan memberikan nikmat yang teramat sangat,

“ Aghhhh… .Eummmm… Ssssssss… enak Ren.. Aghhh…”,  racau Linda.

Kemudian aku-pun mempercepat goyanganku, maju-mundur teratur sambil meremas dan memilin-milin putingnya. Masih cukup seegar dan merah, mungkin karena putih kulitnya sehingga tetap menawan walau sudah 3 tahun di kenyot suaminya. Penis-ku yang panjang membuatku leluasa bergoyang tanpa takut terganjal oleh pantat semoknya.

Karena kurang nyaman dan berbatas waktu, kami mempercepat permainan ini tanpa mengatur tempo.Yang benar saja para pembaca, aku yang terbilang sudah mengenal sex dalam kurun waktu 15 menit air maniku sudah menyembur membanjiri liang senggama Linda,

“ Crottttt… Crottttt… Crottttt… Aghhhh… ”,

“ Oughhhh… Sssss…..Sayangg… basaaaaah aku nih… Aghhhh… ”, ucap manjanya.

“ Hehehe… basah tapi nikmat kan sayang… ” Ujarku ssembari menggendong dia masuk ke kolam spa.
Sangat berbeda dan sejak saat itu aku menjadi mengerti mengaapa banyak orang berselingkuh, obsesi dan hasrat yang berbahaya (takut ketahuan) akan meFitkatkan sensasi sex itu sendiri. Selesai mandi kamu melanjutkan perselingkuhan itu dikamar dan hingga berganti hari kami tidak keluar kamar sampai saat check-out tiba. Kami berbulan madu dengan sangat memuaskan dan menjadikan itu sebagai tonggak baru pondasi cinta kami.

Sebulan berlalu dan aku mengabulkan permintaan cerai istriku dulu tetapi istriku malah mengurungkan niatnya itu dan ikut balik kerumahku dengan syarat dia melupakan gosip itu (menjadi nyata) dan mempercayai kesetiaanku. Kembali aku dilanda dilema setia, tetapi aku sudah terlanjur menikmati hobi baru memacu hasrat dan nafsu! Entahlah… biarlah mengalir sesuai jalan kehidupan.

Aku tergila-gila pada sebuah sensasi bahkan aku sudah sempat memikirkan sesuatu yang mesum saat melihat murid putri memakai pakaian olahraga yang basah oleh keringat. Aku menjadi hypersex dan itu juga diungkapkan oleh istriku yang kewalahan melayani nafsuku yang menggebu. Pada akhir tahun ajaran, aku memperketat penilaianku terhadap siswi kelas 3 yang akan menghadapai  kelulusan, terutama siswi yang tergolong manja dan sering membolos.

Dalam 4 hari ujian praktek olahraga aku memilih dan memilah siswi yang aku anggap cantik. Dengan alasan yang aku buat-buat tetapi logis aku mengajukan praktek susulan untuk mereka kepada kepala sekolah. Linda sempat menolak usulanku, tetapi dengan kegigihan dan rayuanku dia menyetujuinya. Risya, Lita, Astrina dan Fitri adalah 4 sekawan yang membentuk sebuah Gang, mereka kompak dan sering membolos jam olahraga.

Aku memanggil mereka melalui Bu Rini, guru BP yang sering diledek mereka dengan sebutan perawan tua karena sudah 30 tahun tetapi belum menikah. Aku menyusun jam Praktek susulan pada siang hari, yakni jam 13:30 WIB dengan alasan sekalian untuk menghukum mereka karena dari cerita teman-temanya mereka berempat naik angkutan saat ujian berlari 3 km. Tampak wajah jahil dan badung mereka tidak lagi tampak pada siang itu.

Karena tidak terbiasa dengan olahraga mereka-pun saat itu mengeluh panas dan memelas untuk meringankan ujian prakteknya. Dengan tegas aku jawab tidak!! Aku mengikuti mereka berlari dari belakang, dengan mengendarai motor tentunya. Baru setengah jalan mereka sudah lelah dan terengah bahkan sempat berkata menyerah tetapi aku tidak menggubrisnya. Fisik mereka lemah dan menjadi pembenar bahwa mereka anak mama yang manja dan pamer harta.

Ketika itu kira-kira 2 jam lebih mereka baru sampai garis akhir, sangat mengherankan. Tanpa membuang waktu aku langsung melanjutkan penilaianku untuk basket, voley dan aku tutup dengan push-up dan site-up!! Hari semakin gelap saat mereka selesai melakukan ujian praktek dan tanpa ampun aku mengumumkan penilaianku bahwa nilai mereka malah jauh dibawah nilai yang aku buat kemarin dan memintanya untuk mengulanginya kembali esok pagi.

Mendengar itu Astrina langsung pingsan dilapangan dan keadaan menjadi panik begitu juga denganku tetapi aku bersikap tenang. Aku papah tubuh Astrina menuju ruang UKS dan membaringkanya di tempat tidur. Risya mengoleskan alkohol di hidungnya dan membuatnya terbangun. Serentak mereka memohon untuk diluluskan, dengan menawarkan uang, laptop, handphone dan lainya tetapi aku tetap menjawab tidak.

Mereka semakin kalut, tajut dimarahi ortu dan malu pada teman-temanya. Dengan agak ragu, aku mengutarakan syarat agar mendapat nilai bagus. Mereka serentak menjawab iya, padahal aku belum mengutarakan syarat yang akan aku berikan,
“ Oke, sekrang aku kasih tahu syaratnya, kalian kalau mau lulus kalian harus mengganti waktu nikmatku !!! ”, Ucapku.

“ Waktu nikmat apa maksudnya pak ??? ”,  tanya Lita dengan polosnya.

“ Hemmm… arti kata dari waktu nikmaku adalah, karena aku sibuk dengan memeberikan ujia praktek kalian, jadi waktu becintaku dengan istriku terganggu kalian, jadi kalian harus mau bercinta denganku agar kalian lulus !!! ”, Ucapku tegas pada mereka ber-4.

Sesaat mereka-pun terdiam tanpa kata, apalagi Risya dan Astrina yang sangat keberatan karena masih perawan. Sementara Lita dan Fitri sudah sering bersetubuh dengan pacarnya. Aku meminta mereka memikirkanya dulu dan menujarnya besok pagi. Aku pulang dengan penuh kemenangan dan menanti esok hari dengan hati yang berseri.

Hari yang indah itu datang bersamaan dengan datangnya SMS dari Lita yang menyatakan mereka mau menerima persyaratanku.

Risya dan Lita di pagi hari serta Fitri dan Astrina di sore hari, aku membagi mereka menjadi dua eksekusi dan masing-masing dengan satu perawan. Aku langsung menyuruh Risya dan Lita menuju hotel yang sudah aku booking. Begitu masuk kamar, mereka langsung gugup. Saat itu mereka gugup karena melihatku hanya memakai handuk dan memasang aksi siap bertempur diatas kasur.

Aku langsung menyuruh mereka melepaskan semua seragam sekolahnya dan menyisakan CD dan BHnya saja. Risya tampak takut dan malu walau akhirnya membugili tubuhnya, berbeda dengan Lita yang sepertinya terbiasa bersetubuh. Sebagai gambaran, Risya cukup manis, berkulit kuFit langsat dan kutilang darat. Sedangkan Lita kebalikanya, dia putih, cantik dan berbody semok dengan tinggi 165cm bahkan dadanya jumbo untuk ukuran anak SMA sekitar 34 B.

Risya disebelah kiriku dan Lita disebelah kananku aku peluk dengan perasaan seperti raja yang diapit permaisuri dan selirnya. Aku ciumi bibir Risya dan langsung aku remas buah dada-nya yang imut, sementara Lita aku suruh memainkan bagian bawah tubuhku. Dengan sigap Lita membungkuk dan membuka handukku dengan mulutnya, menjilati penis-ku seperti sebuah lolipop sambil mengocoknya.
Aku terkejut denga keterampilanya dalam memainkan penis, mungkin sudah biasa pikirku. Sementara Risya mulai terbawa arus dan membalas ciumanku dengan hisapan dan belaian diperutku. Tangan kiriku inten meremas dan memainkan buah dada Risya sementara tangan kiriku mengelus dan menggesek belahan pantat Lita yang masih terbungkus celana dalam,

“ Eummm… Ssss… Aghhhhh… Pak… Oughhh… ”, desah Lita.

“ Ris, biasa saja seperti Lita tuh lahap banget, anggap saja aku pacarmu ”, ucapku mengarahkan Risya.

“ Iya Pak, tapi sambil menutup mata ya Pak ??? tanya Risya.

“ Yaudah terserah kamu aja deh Ris… ”, ujarku

Saat itu Risya-pun mengambil dasinya dan menutup matanya. Tidak kusangka kini Risya-pun dengan liarnya mulai menciumku bahkan tidak sungkan menjilati seluruh leher dan dadaku sambil menungging. Kini kedua tanganku sibuk mengelus dua Vagina para gadis ini, tangan kiriku mengelus Vagina Risya dan tanagn kanan-ku  mengelus Vagina Lita. Kemudian aku-pun menarik dan melepasakan celana dalam mereka.

Sehingga kini nampak  sebuah 2 gundukan Vagina yang lembut dan ditumbuhi rambut keriting khas wanita. Saat itu aku melihat dua-dua-nya sama indahnya, mana yang akan aku eksekusi duluan? Aku memilih Risya untuk menjadi yang pertama serta Lita menjadi pembimbingnya sambil memberikan rangsangan tentunya. Kemudian dngan perlahan Risya-pun mengambil posisi WOT (wwomen on top) dengan meraba karena matanya masih tertutup.

Lalu sementara Lita mengarahkan Penisku ke dalam vagina Risya dan memasukkanya pelan-pelan,

“ Oughhhhhh…. Ssssssss…. Sakit Pak… ” jerit Risya merasakan sakit.

Mnedengar jeritan Risya kemudian Lita-pun menutup mulut Risya dengan menyumpal memakai celana dalamnya. Kini Penis-ku langsung merobek selaput dara Lita, sementara Lita memegangi pinggang Risya dan menggerakkanya maju mundur. Risya hanya bisa bergumam dan merintih menahan perih tetapi tidak jelas terdengar. Gilak, benar-benar nikmat sekali Vagina perawan ini, rasanya seperti diremas remas Penisku.

Setelah beberapa saat bergoyang dan semakin becek, Lita-pun melepaskan celana dalamnya dari mulut Risya hingga terdengarlah suara,

“ Oughhh… Aghhh… Ssssss… Aghhhh… ”, desah Risya terdengar sangat nikmat dan merdu.

Nampaknya saat itu Lita sepertinya terangsang hebat, mendadak dia mengambil bantal yang mengganjal kepalaku dan mendadak duduk berjongkok diatas wajahku. Kurang ajar nih murid, masa wajah gurunya di kasih pantat, sunguh Improvisasi yang sanagt hebat. Saat itu aku tahu apa maksudnya. Kemudian aku-pun langsung menjulurkan lidah dan menjilati Vagina-nya dengan lahap, dan Sementara Lita dan Risya berciuman dan saling meremas memainkan puting.

Dalam hati aku berkata, ini namanya pemaksaan yang berakhir dengan kenikmatan dan kerelaan nih, hha. Lanjut,

Mereka berdua-pun mendesah bersahutan, dan saat itu Vagina Risya mendadak menyemburkan lendir kawinnya serta menyerahkan tahta penis-ku kepada Lita. Seperti tidak sabar, Lita langsung menggoyang penis-ku dengan cepat, dalam dan ada kedutan seperti mengenyot dari dinding Vagina-nya.

Aku mendesah dan karena sudah bernafsu, mulai tanpa malu melumat bibirku dengan ganasnya sambil mengarahkan tanganku agar menyentuh Vagina-nya. Nampak di mataku saat itu darah segar perawa Risya masih menetes dan melekat di jariku, kmeudian Risya,

“ Pak, aku sudah mengorbankan perawanku, maka nilaiku harus 9 ya Pak !!! ”, ucapnyapadaku.
“ Siap deh Ris, pokoknya beres, Emuaaachhh… ”, ujarku kemudian aku melumat bibirnya.
“ Dasar bapak ini,  kalau dari awal cuma minta dikelonin, bapak nggak usah pakai nyiksa kita-kita buwat pana-panasan segaka Pak ? ”, oceh Lita.

“ Udah nggak usah banyak omomg, udah buruan goyangin bapak aja !!! ”, ucapku.

Kemudian saat itu kami-pun terus bergulat nikmat, dengan berbagai posisi sex hingga akhirnya aku tidak kuat menahan badai klimaks di sekujur tubuhku. Dengan cepat Lita melepaskan penis-ku dari cengkeraman Vagina-nya dan menarik wajah Risya untuk melumat penis-ku hingga menthok di tenggorokan serta menahannya agar tidak bergerak,
“ Crotttttttt… Crotttttttt… Crotttttttt… ”,

Pada akhirnya seluruh air maniku tertumpah dalam mulut Risya, bahkan saking begitu banyaknya pejuhku, Riysa-pun sampai tersedak. Risya yang tak sempat berpikir dan tidak tahu tampak marah tetapi Lita menanggapinya dengan gurauan saja. Aku tertawa saja melihat tingkah konyol mereka,

“ Ris, kini kamukan udah merasakan air maniku, berarti kamu nggak akan bisa melupakan bapak dong Ris, hhaaa… ”, ucapku girang.

“ Ya iyalah, nggak mungkin aku bisa lupa sama bapak, bapak-kan udah merenggut keperawanaku dan lagi bapak mengambil keperawananku dengan paksaan,  Huhh ”, ujarnya sedikit kesal nampaknya.

Karena hubungan sex ini, akupun jadi teringan dengan kata-kata seorang filosofi yang mengatakan “ Sex membuat pelakunya menjadi rilex dan dekat ” ternyata pernyataan itu benar! Kami akhirnya kembali berpelukan, saling bercerita terutama saat praktek kemarin sambil menunggu Astrina dan Fitri mengaplaus mereka. Dalam perbincangan itu, terbersit sebuah fakta bahwa mereka sebenarnya mau dan senang banget melayaniku.

Karena saat itu mereka ber-4 sempat bertaruh siapa yang dapat menaklukkan hatiku, tetapi jika harus bersetubuh bersama, mereka risih dan malu walau mereka sudah terbiasa mandi bersama,

“ Enakan juga sendirian Pak, kan kita bisa bebas mengekspresikan diri dengan gaya sex apapun ”,  ucap Lita.

“ Bener juga tuh Pak kata Lita,hahaha ”,  ucap Risya menambahkan.

Rupanya kekesalan tadi hanya sandiwara saja, mendengar perktaan Risya aku yaki dia tidak menyesal memberikan keperawananya padaku. Lalu,

“ Yaudah kalian kasih kabar ke Fitri yah biar dia datang sendirian dan bebas berexpresi seperti kata kalian ”, ujarku pada mereka.

“ Ah bapak nggak adil banget sih, masak kita barengan mereka sendiri-sendiri ”,  ucap Lita protes padaku.

“ Udah kalian jangan iri, kapan-kita kita sambug lagi ”, ujarku dengan percaya dirinya.

Saaat itu hatiku berbunga-bunga disanjung oleh 2 ABG yang cantik dan hot ini, bahkan aku menjadi tahu bahwa disekolah itu aku menjadi guru favorit untuk para siswi dan cemburu buta kepada kepala sekolah (Linda) karena gosip itu. Karena Fitri hampir datang, mereka berpamitan untuk pulang dan tanpa sungkan meminta uang transport kepadaku.

Dasar ABG jaman sekarang, ucapku dalam hati. Tidak lama setelah Lita dan Riya pergi terdengar ada ketukan pintu,

“ Thok… thok… thok… ”,  suara ketukan.

Saat itu aku bergegas membuka pintu kamar dan mendapati sesosok ABG berseragam putih abu-abu dengan memakai helm putih. Yah dia adalah Fitri, asli sunda dan bertubuh sangat sempurna melebihi usianya. Berkulit putih, berwajah cantik khas wanita Sunda, tinggi 168 cm dan berbody  sangat yahud. Maklum Fitri suka dance dan mahir tari jaipong yang otomatis membentuk tubuhnya menjadi singset dengan pantat yang sintal dan nungging.

Tanpa Malu dia masuk dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaanku yang hanya memakai celana dalam saja. Ternyata fitri adalah gadis bispak dan itu dia lakukan untuk membiayai sekolahnya karena disini dia ikut pamannya dan tidak pernah dikirimi uang oleh ortunya. Lalu,

“ Hemmm… kini aku harus memanggil bapak, Om atau Mas nih ??? ”, Tanya Fitri membuka obrolan.
“ Mas aja deh biar kelihatan masih muda Fit ”, ujarku.

“ Oh iya aku mandi dulu ya Mas biar wangi n hot, hhe… ”,  ucapnya sembari melepaskan seragam SMA-nya.

Wow… indahnya tubuh Fitri, kulitnya mulus , buah dada-nya membulat sempurna dan Ouhhhh belaahan pantatnya seperti buah apel super para pembaca. Saat itu bahkan aku sampai menelan ludah mengagumi keseksianya, penis-ku mengeras dan nafasku memburu ingin segera menikmati tubuhnya. Fitri masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan semprotan shower tanpa menutup pintu.
Layaknya sebuah pertunjukan striptease, Fitri melenggak-lenggok menari sambil memainkan shower  dengan hot-nya. Aku sudah tidak tahan dan langsung membuang handuk serta celan dalam yang sebenarnya baru aku kenakan saat membuka pintu. Aku menghampirinya dan langsung memeluk tubuh basahnya,

“ Hahaha… kamu udah nggak kuat ya Mas ? ”, ucap-nya manja dan centil.

“Kamu nakal banget ya Fit ternyata, sampai-samapai aku nggak tahan ngelihatin kamu ”, ucapku sembari meraba tubuhnya yang sexy sekali itu,

“ hahaha, kemarin Mas ngerjain aku lari sampai lemes, sekarang Mas aku kerjain gantian, hha… Weeek… ”, ujarnya.

“ Ohhh gitu ya, rupanya kamu ingin membalas ya, hha… oke deh… ? Ucapku sambil mencubit putingnya yang mengacung.

Saat itu kami langsung berpelukan erat dan beradu bibir dengan hot sambil meraba menjelajahi tubuh halusnya, sangat nikmat dan busa sabun cair membuat suasana semakin mesra. Membuat elusanku semakin lembut, licin dan nyaman. Pantatnya menggeliat menggelitik penis-ku membalas perlaakuanku yang terus-terusan meremas dan memainkan buah dada bulatnya.

Gilakkk, bisa-bisa aku tidak kuat jika harus terus bercumbu dengan Fitri yang hot ini. Apalagi staminaku sudah terkuras oleh Lita dan Risya. Buru-buru aku menggendong tubuhnya dan melemparnya keatas kasur serta langsung menindihnya,

“ Aghhh… Mas jorok ah, Fitri kan masih penuh busa sabun?? ”,  ucapnya protes padaku.
“ Udah biarin aja sih Fit, ntarkan juga dibersihkan sama orang hotel ”,  ujarku.

Saat itu aku melumat habis kedua buah dada-nya, meremas dan terus memilin putingnya yang merah mengacung. Fitri terus melenguh dan memejamkan mata menikmati setiap detik cumbuanku. Kebawah aku terus mencium dan menjilat lembut kulitnya, menyusuri perut hingga ke selangkanganya. Jembutnya begitu lembut, tidak terlalu keriting bahkan hampir lurus…  aku tergoda sekali dan melahapnya.

Aku cium bibir vaginanya sambil menggigit mesra dengan bibirku,

“ Oughhhhhh…. Sssssssssshhh… ”, desah Fitri sembari menjambak rambutku lirih.
“ Ssss… geli Mas, jangan begitu aku malu Mas, Aghhh… ”, sambungnya.

“ Tapi enak kan Fit, hhe… !!! ”, ujarku sambil sengaja menggigitnya agak kuat dan memasukkan ujung jari telunjukku kedalam Vagina-nya.

“ Ouhhhh… agh… Agh… Aaaghhhhh… ”,  dsahnya sembari membelai rambutku.

Kurasakan saaat itu tidak ada rasa amis atau-pun asin di Vaginanya, sangat bersih dan terawat semakin terasa lezat dan memikat. Aku mulai memaju mundurkan jariku, mengocoknya dan menggelitik ruang di Vaginanya dengan memutar-mutar jariku.

“ Oughhhhh… Mas, buruan masukin aja kontol kamu ”, pintanya.

“ Sabar dulu ya Fitri sayang, bentar lagi yah… ”, ujarku.

Saat itu aku-pun mempercepat kocokanku dan semakin dalam, terus hingga jariku tidak tersisa. Mendadak gerakan tubuhnya menjadi liar dan binal, pantatnya naik turun dengan kepala mendongak keatas serta kaki menendang-nendang tubuhku. Aku tetap mengocoknya, terus dan teruuuuuuuuuuuuuuuss hingga muncratlah lendir kawinnya ke bibirku. Fitri-pun bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat.

Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penis-ku
,
“ Blesssssssssssssss…. ”,

Pada akhirnya  penis-ku melengkung memasuki Vagina-nya, menandakan Vagina-nya masih sempit dan butuh dorongan ekstra untuk menerobosnya. Dengan cara maju-mundur berulang kali dan semakin cepat. Kedua buah dada kenyalnya berayun naik turun dengan indahnya, menggoda aku untuk meremasnya. Aku kunci posisi pahanya dengan kakiku dan aku arahkan kedua tanganku untuk menjamah dan memerah susunya.

Kemudian aku-pun meremas kuate-kuat buah dada-nya, dan sekalian untuk berbegangan ketika aku menggenjot Vaginanya,
“ Oughhh… yeahhhh…. enak banget kontol kamu Mas ”, ucapnya memujiku.

“ Aghhh… Ssssss…. aku mau kok sering-sering memuaskan kamu Fit… Sssss… ”, ucapku merayu sembari terus menyodok Vagina Fitri.

“ Sssss… Oughhhh… kenapa gak dari dulu Mas kamu ML sama aku, aku-kan bentar lagi lulus ”, ujarnya.

“ Enakan kalau kamu udah luluslah Fgit, jadi kita bisa bebas mau ngapain aja, Oughhh… ”, ujarku.

Saat itu aku menggenjot semakin keras, mendorong maju hingga membuat pantatnya terangkat dan melengkung dibagian perut. Aku merasakan rongga Vagina Fitri lebih dalam daripada Vagina-nya Risya dan Lita. Vagina Fitri sangat nikmat, seluruh penis-ku tertelan hingga tanpa sisa sedikitpun. Beberapa menit dalam persetubuhan kami, kurasakan Vagina Fitri menyemburkan lendir kawinya yang  hangat.

Hal itu membuat Vagina-nya terasa semakin licin dan nikmat sekali. Setelah dia mendapatkan orgasme pertamanya, diapun meminta untuk berganti Posisi,


“ Masss, aku mau diatas dong ”,  pinta Fitri merengek.
“ Bentar lagi yah Fit ”,  ujarku menahan keinginanya sebentar.

Aku benamkan semakin dalam, terus naik-turun dan,batang kejantanku berdenyut kencang seakan mau menyemprotkan air mani. Buru-buru aku kembali mengatur tempo seranganku, sejenak berhenti dengan alasan memberinya kesempatan berposisi WOT,

“ Hemmm… Alasan… ”, ucap Fitri nampaknya tahu kalau aku tadi akan orgasme.

Kemudian Fitri-pun mulai menelan penis-ku dengan Vagina-nya. dengan tangan bertumpu di dadaku, Fitri langsung menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Memutar ke kiri dengan cepat, seperti goyangan ngebor Inul,  sangat ahli memutar pantat, pujiku dalam hati. Jujur aku belum pernah merasakan goyangan ngebor yang secepat goyanganya.

Aku sangat terangsang, merasa geli sekali dan cenut-ceut di palkonku. Spontan aku memencet putingnya dan menariknya,

“ Aghhhh… Aowwww….Aduh,  sakit Mas… hhu… ”, racaunya.

“ Maafin  aku ya Fit, maaf aku nggak sengaja ”, Ujarku.

Fitri tahu bahwa aku tidak tahan diperlakukan demikian, setelah mengatur posisi Fitri kembali bergoyang cepat tetapi dengan gerakan naik-turun,

“ Oughhh… Ughhhh… Sssss… ”, desahnya penuh birahi,

Kini kami kembali bersetubuh dengan goyangan yang berimbang, tdan kosntan. Kira-kira sekitar 10 menit kemudian, batang penis-ku kembali berkedut kencang dan rasanya aku tidak kuasa untuk menahan nikmat yang luar biasa ini,

“ Oughhhh… Croottt… Croottt… Croottt… Croottt… Aghhhhh… ”,

“ Lincah sekali goyanganmu Fit, sungguh luar biasa sensasinya ”, Pujiku kepada Fitri.

“ Eummm… keluar didalem kog nggak ngomong-ngomong sih Pak ntar kalau aku hamil gimana ”, Ujarnya.

“ Maaf ya Fit habisnya aku nggak kuat nahan tadi… hehe…  ”, ujarku.

“  Hemmm… yah Bapak berdoa aja biar aku nggak hamil… weeeekkk… ”, ucapnya genit sembari mencubit pipiku.

Tubuh Fitri ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Kami berbincang mesra sambil saling berpelukan. Mendadak Fitri terperanjat begitu melihat jam sudah menunjukkan angka 16:20 Wib. Buru-buru dia mencuci muka, memakai seragamnya dan berpamitan pulang karena tidak mau dimarahi ibunya yang cerewet. Aku tidak sempat mengucapkan terima kasih atau apalah.

Malam itu Astrina tidak datang menemuiku di hotel, membuatku menunggu dan semalaman tanpa kegiatan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku sangat kecewa dan geregetan. Di sekolah diapun tidak ada, saat aku tanya pada Risya dan yang lainya mereka kompak menjawab tidak tahu. Sialan aku dikerjain sama Astrina. Gumamku dalam hati!! Disiang harinya, saat hampir semua guru dan murid sudah pulang tiba-tiba Astrina menghampiriku di ruang guru.

Dia memintaa maaf karena semalam tidak bisa datang dan baru bisa menemuiku siang ini karena mendadak harus kerumah neneknya yang sedang sakit keras. Dan dia memohon untuk memberikan nilainya dulu serta berjanji akan menggantinya dilain waktu. Karena tidak tega aku mengiyakan saja karena kebetulan staminaku sedang loyo kecapean menunggu. Pengalamanku ini hanya sebuah awal yang membuat kehidupanku berubah total, terutama dalam bidang sex dan wanita. Selesai.